Wawasan Kepemiluan

Akuntabilitas sebagai Pilar Demokrasi. Mengapa Penting bagi Pemerintahan dan Penyelenggaraan Pemilu?

Akuntabilitas bukan hanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keputusan dan kebijakan, tetapi juga komitmen untuk menjalankan kekuasaan secara etis dan sejalan dengan kepentingan masyarakat luas. Dalam masyarakat demokratis, kepercayaan publik menjadi fondasi utama yang menentukan kualitas hubungan antara pemerintah dan warga negara. Kepercayaan ini tidak muncul begitu saja, ia dibangun melalui sistem tata kelola yang menjunjung keterbukaan, kejujuran, dan rasa tanggung jawab terhadap setiap tindakan yang diambil oleh lembaga dan pejabat publik. Di sinilah konsep akuntabilitas memainkan peran sentral. Tanpa akuntabilitas, penyelenggaraan pemerintahan dan demokrasi berpotensi melemah, membuka ruang bagi penyalahgunaan kekuasaan serta hilangnya legitimasi publik.

Di Indonesia, isu akuntabilitas sering mengemuka terutama saat penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) yang melibatkan lembaga-lembaga strategis seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta pemerintah sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan. Ketika kepercayaan masyarakat terhadap lembaga publik menurun, stabilitas demokrasi dapat terancam. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu akuntabilitas, bagaimana prinsip-prinsipnya diterapkan, serta mengapa akuntabilitas menjadi syarat mutlak bagi pemerintahan yang demokratis.

Apa Itu Akuntabilitas?

Secara sederhana, akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan tindakan, keputusan, dan kebijakan kepada pihak yang berhak menilai atau yang terdampak. Akuntabilitas menuntut adanya pelaporan, evaluasi, dan kesediaan menerima konsekuensi jika terjadi pelanggaran terhadap aturan atau standar etika.

Dalam konteks kehidupan bernegara, akuntabilitas memastikan bahwa kekuasaan tidak digunakan seenaknya. Pejabat publik, baik yang dipilih melalui Pemilu maupun yang ditunjuk, memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan penggunaan kewenangan, anggaran, dan kebijakan mereka kepada rakyat, yang merupakan pemegang kedaulatan tertinggi.

Akuntabilitas bukan hanya kewajiban administratif, tetapi juga moral dan etis. Ia mengikat seluruh elemen penyelenggara negara untuk bekerja berdasarkan prinsip keadilan, kejujuran, dan profesionalitas.

Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli

Untuk memperkuat pemahaman, berikut beberapa definisi akuntabilitas menurut berbagai ahli dan literatur akademik:

Romzek dan Dubnick (1987)
“Akuntabilitas adalah hubungan antara individu atau lembaga yang diberi wewenang untuk bertindak dan pihak yang memberikan wewenang tersebut untuk memastikan kewenangan digunakan sesuai tujuan”.

Bovens (2007)
“Akuntabilitas merupakan forum di mana aktor berkewajiban menjelaskan dan membenarkan perilaku mereka kepada pihak lain yang dapat mengajukan pertanyaan, menilai, dan memberikan sanksi”.

Robert Behn (2001)
“Akuntabilitas mencakup kewajiban untuk memberikan penjelasan atas hasil pekerjaan, responsivitas terhadap kritik, dan kemampuan menerima konsekuensi dari keputusan yang diambil”.

World Bank (2012)
“Akuntabilitas adalah proses memastikan bahwa pengelolaan kekuasaan dan sumber daya publik dilakukan secara efektif dan bertanggung jawab dengan ketersediaan mekanisme kontrol”.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas selalu melibatkan pihak yang mengambil tindakan dan pihak yang menilai tindakan tersebut, serta adanya standar, mekanisme pelaporan, dan konsekuensi.

Apa Prinsip-Prinsip Akuntabilitas?

Agar akuntabilitas berjalan efektif, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diterapkan oleh individu maupun lembaga, diantaranya sebagai berikut:

  1. Tanggung Jawab (Responsibility). Setiap pihak yang memiliki wewenang harus menyadari tugas dan peran mereka serta bersedia menjalankannya dengan baik.
  2. Transparansi dalam Informasi terkait proses, kebijakan, kinerja, dan penggunaan keuangan harus dapat diakses publik.
  3. Integritas - Pejabat publik harus bertindak berdasarkan nilai etika, tidak menyalahgunakan kedudukan, serta menolak segala bentuk korupsi. Baca juga: integritas
  4. Independensi dan Objektivitas. Keputusan harus diambil berdasarkan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi, politik, maupun kelompok tertentu.
  5. Keadilan dan Kesetaraan. Seluruh masyarakat harus mendapatkan manfaat, perlakuan, dan pelayanan yang adil tanpa diskriminasi.
  6. Evaluasi dan Sanksi. Harus ada mekanisme untuk memeriksa, menilai, serta memberikan konsekuensi atas pelanggaran standar.

Prinsip-prinsip tersebut menjadi landasan bagi sistem tata kelola pemerintahan yang sehat dan demokratis.

Apa Contoh Akuntabilitas dalam Kehidupan Sehari-Hari?

Akuntabilitas tidak hanya terjadi dalam dunia pemerintahan atau organisasi besar, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contohnya dapat dilihat pada table berikut ini:

Situasi

Bentuk Akuntabilitas

Seorang siswa tidak mengerjakan tugas

Wajib menjelaskan dan menerima konsekuensi dari guru

Pengguna kendaraan melanggar lalu lintas

Bertanggung jawab membayar denda atau mengikuti prosedur hukum

Pegawai terlambat masuk kerja

Memberikan alasan, memperbaiki kedisiplinan, dan menerima peringatan

Ketua RT mengelola dana kegiatan

Menyampaikan laporan penggunaan dana kepada warga

Bendahara organisasi

Menyimpan nota, mencatat transaksi, dan membuat laporan keuangan

Dari contoh tersebut, terlihat bahwa akuntabilitas membentuk budaya tanggung jawab dan keterbukaan, sehingga kepercayaan dapat terbangun baik di lingkungan sosial kecil maupun di level nasional.

Bagaimana Akuntabilitas dalam Pemerintahan dan Penyelenggaraan Pemilu?

Pada negara demokrasi seperti Indonesia, akuntabilitas menjadi kunci utama untuk menjaga legitimasi penyelenggaraan pemerintahan dan Pemilu. Berikut Akuntabilitas dalam Pemerintahan dan Penyelenggaraan Pemilu:

  1. Pemerintah - Pemerintah bertanggung jawab kepada warga negara atas kebijakan publik, pengelolaan anggaran, penyelesaian masalah sosial, serta perlindungan hak rakyat. Akuntabilitas pemerintah diwujudkan melalui laporan kinerja, audit keuangan, pengawasan internal, dan evaluasi publik.
  2. DPR atau Lembaga Legislatif - Sebagai wakil rakyat, DPR memiliki kewajiban untuk:
  1. Membuat undang-undang berdasarkan kepentingan publik
  2. Mengawasi jalannya pemerintahan
  3. Menyampaikan laporan kinerja kepada rakyat

Ketika anggota legislatif mengabaikan kepentingan rakyat atau melakukan korupsi, maka akuntabilitas terganggu dan demokrasi melemah.

  1. Komisi Pemilihan Umum (KPU) - Sebagai penyelenggara Pemilu, KPU harus memastikan:
  1. Proses pemungutan suara berjalan jujur dan adil
  2. Data pemilih akurat
  3. Hasil Pemilu dapat dipertanggungjawabkan
  4. Setiap keputusan memiliki dasar hukum dan logika administratif

Sedikit saja pelanggaran akuntabilitas dalam Pemilu dapat menimbulkan ketegangan politik, konflik horizontal, dan hilangnya kepercayaan terhadap sistem demokrasi.

Akuntabilitas dalam pemerintahan dan Pemilu tidak hanya menyangkut kinerja teknis, tetapi juga moralitas dalam menggunakan kekuasaan.

Apa Perbedaan Akuntabilitas dan Transparansi ?

Meski sering disebut bersamaan, akuntabilitas dan transparansi adalah dua konsep yang berbeda. Adapun Perbedaan Akuntabilitas dan Transparansi dapat dilihat pada tabel berikut:

Aspek

Akuntabilitas

Transparansi

Makna

Kewajiban mempertanggungjawabkan tindakan dan keputusan

Ketersediaan dan keterbukaan informasi kepada publik

Orientasi

Hasil & konsekuensi

Proses & informasi

Konsekuensi

Ada sanksi bila gagal mempertanggungjawabkan

Tidak selalu ada sanksi

Contoh

Pejabat membuat laporan penggunaan anggaran dan bertanggung jawab bila terjadi penyimpangan

Anggaran dan proses tender diumumkan ke publik untuk memastikan keterbukaan

Keterbukaan (transparansi) tidak otomatis berarti akuntabel.
Sebuah lembaga dapat bersikap transparan namun tidak akuntabel jika informasi hanya dibuka tanpa ada kesediaan untuk menerima evaluasi dan konsekuensi. Sebaliknya, akuntabilitas selalu membutuhkan transparansi sebagai prasyarat agar publik dapat menilai kinerja secara objektif.

Mengapa Akuntabilitas Penting untuk Demokrasi dan Kepercayaan Publik?

Akuntabilitas bukan sekadar konsep administratif, tetapi fondasi kelangsungan demokrasi. Sejumlah alasan mengapa akuntabilitas sangat penting Demokrasi dan Kepercayaan Publik sebagai berikut:

  1. Untuk Mencegah Penyalahgunaan Kekuasaan. Tanpa mekanisme pertanggungjawaban, kekuasaan mudah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
  2. Untuk Membangun Kepercayaan Publik. Masyarakat akan percaya kepada pemerintah ketika merasa bahwa lembaga-lembaga publik bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan elite.
  3. Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Kualitas Pelayanan Publik. Evaluasi dan laporan kinerja mendorong lembaga untuk memperbaiki sistem kerja dan inovasi.
  4. Untuk Menjaga Stabilitas Demokrasi. Pemilu hanya memiliki legitimasi ketika masyarakat percaya bahwa hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan bebas dari kecurangan.
  5. Untuk Menguatkan Kedaulatan Rakyat.Dengan akuntabilitas, rakyat dapat mengontrol perilaku pejabat publik melalui kritik, pemantauan, atau suara dalam Pemilu.

Demokrasi tanpa akuntabilitas hanya akan menjadi prosedur formal tanpa substansi, sementara akuntabilitas mengubah demokrasi menjadi sistem yang melindungi hak rakyat dan memastikan kekuasaan dijalankan secara etis.

Akuntabilitas adalah pilar utama demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik. Ia mencakup kewajiban lembaga dan pejabat publik untuk mempertanggungjawabkan keputusan, tindakan, serta penggunaan anggaran di hadapan masyarakat. Penerapan akuntabilitas harus berlandaskan prinsip transparansi, integritas, tanggung jawab, evaluasi, dan kesediaan menerima sanksi.

Dalam penyelenggaraan Pemilu, akuntabilitas menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa proses demokrasi berjalan jujur dan adil. KPU, DPR, dan pemerintah memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menjaga kepercayaan publik melalui keterbukaan informasi, profesionalitas, dan komitmen pada kebenaran.

Tanpa akuntabilitas, demokrasi kehilangan makna, pemerintahan kehilangan legitimasi, dan masyarakat kehilangan kepercayaan. Sebaliknya, dengan akuntabilitas yang kuat, negara dapat membangun pemerintahan yang bersih, stabil, dan melayani kepentingan rakyat.

Baca juga: Integritas Sebagai Fondasi Utama dalam Penyelenggaraan Pemilu yang Berkeadilan

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 212 kali